Page 30 - Jabar-Si Buncir
P. 30
“Tetaplah tinggal bersama bapak, meskipun
hidup miskin, bapak masih bisa menjagamu.”
“Tekad ujang sudah bulat, Bapak. Ujang
berjanji akan kembali nanti,” ujarnya meyakinkan
bapaknya.
“Baiklah, jika itu keinginanmu, tetapi pergilah
esok hari biar kumasakkan bekal buatmu.”
Pagi-pagi buta, si Buncir sudah bangun. Ia
membungkus nasi dan ikan asin yang dimasak
bapaknya. Tak lupa, ia juga membawa buah limus
pemberian petani. Ia mencium tangan bapaknya
dan segera berpamitan untuk pergi.
“Pak, ujang berangkat sekarang, mumpung
masih pagi.”
“Jika bapak tak bisa menghalangi tekadmu,
pergilah! Ingat selalu bahwa bapak dan mendiang
ibumu akan selalu menyayangimu. Maafkan
bapak, jika selama ini belum dapat memenuhi
kebutuhanmu. Hati-hati di jalan dan merendah
hatilah!”
“Baik, Pak!“
22