Page 32 - Jabar-Si Buncir
P. 32

“Ibu,     doakan       aku     supaya      bertemu
               keberuntungan.”

                   “Bapak,  maafkan  aku.  Bukannya  membalas
               jasamu,  aku  malah  pergi  meninggalkanmu.  Aku

               berjanji akan kembali dan membahagiakan Bapak.”
                   Ia berjalan kembali meneruskan perjalanannya.

               Selepas batas kampung, ia harus menjelajahi hutan
               yang tak pernah diinjaknya.

                   Ia masuk ke dalam hutan. Berhari-hari ia
               berjalan di dalam hutan yang lebat. Bekal nasi dan

               ikan  asin  telah  habis.  Hanya  tersisa  buah  limus
               pemberian petani.

                   Ia mulai merasa lapar. Ia membuka bekal yang
               hanya menyisakan buah  limus.  Limus itu tetap

               segar meski telah berhari-hari dibawa berjalan di
               dalam hutan.

                   Ia  mengurungkan  niat  untuk  memakan  limus
               itu. Ia memanjat pohon buah-buahan. Selama itu,

               ia memakan daun-daunan dan buah-buahan hutan
               untuk menepis rasa laparnya.







                                          24
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37