Page 35 - Jabar-Si Buncir
P. 35
“Bolehkah, saya menitipkan buah limus ini,
Tuan Putri? Saya hendak menyegarkan diri dulu di
sungai.”
“Simpan saja di balai-balai itu, aku sedang
menenun kain.”
Setelah mengucapkan terima kasih, si Buncir
segera pergi. Ia segera menceburkan diri ke sungai
untuk membersihkan dan menyegarkan diri.
Putri Mayangsari tak menghiraukan si Buncir.
Ia asyik menenun kain. Sesaat ia melirik buah limus
milik si Buncir. Limus itu terlihat sangat segar dan
menggiurkan.
Putri Mayangsari tak tahan melihat limus itu. Ia
menghentikan alat tenunnya. Ia menuruni tangga
menuju balai-balai tempat limus itu disimpan. Ia
segara memakan buah limus itu sampai habis. Ia
lalu melanjutkan menenun kain.
Setelah merasa cukup segar, si Buncir segera
menemui Putri Mayangsari untuk mengambil
buah limus yang dititipkannya. Ketika mendapati
limusnya tinggal biji dan kulit, si Buncir marah.
27