Page 35 - Riau-Si Bungsu
P. 35

“Ini,    makanlah,”      kata    si   Bungsu     sambil
            menyodorkan daun muda ke mulut rusa.

                 “Bagusnya warna bulu kuda ini, hitam mengkilat,”
            puji Ka Satu sambil membelai-belai kuda itu.

                 “Abang, lihatlah bulu kambing itu, putih warna bulu
            di kepalanya dan warna punggungnya hitam mengkilat,

            lucu sekali!” seru Ka Tigo.
                 “Bungsu, cepatlah kemari, kancil ini jinak sekali!”

            seru Ka Limo.
                 “Warna  bulunya  coklat  dan  ada  warna  hitam  di

            sepanjang  punggungnya,  aduh…,  bagusnya!”  seru  Ka
            Ampat dengan perasaan takjub.

                 “Bapak, Bungsu ingin naik ke punggung kuda itu!”
            seru si Bungsu dengan suara nyaring.

                 Pak Bungsu pun beranjak dari tempat istirahatnya,
            kemudian  ia  mengangkat  tubuh  si  Bungsu  dan

            menaikkannya ke punggung kuda hitam itu. Si Bungsu,
            anak yang berani, tanpa perasaan takut sedikit pun ia

            ingin menunggang kuda liar itu. Kuda liar itu pun diam
            saja,  pada  saat  si  Bungsu  naik  di  atas  punggungnya.

            Alangkah  senang  hati  si  Bungsu  bisa  menaiki  kuda
            hitam  itu.  Si  Bungsu  dengan  tertawa  ceria  berjalan







                                        28
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40