Page 44 - Riau-Si Bungsu
P. 44

“Ibu, Ibu, Bungsu ingin pulang, Bu,” kata si Bungsu
            sambil menangis.

                 “Abang  Ka  Satu,  Abang  Ka  Duo,  Abang  Ka  Tigo,
            Abang Ka Ampat, Abang Ka Limo, Bungsu takut, Bang,”

            kata si Bungsu sambil terus menyeka air matanya yang
            terus-menerus mengalir membasahi pipi.

                 Pada  saat  si Bungsu menangis,  tiba-tiba  ada
            perahu  besar  menghampiri  sampan  si Bungsu.  Dari

            dalam  perahu  itu  keluarlah  seorang  laki-laki  yang
            berpakaian  serba  bagus.  Ternyata,  orang  itu  adalah

            seorang saudagar kaya raya. Saudagar itu menghampiri
            si Bungsu yang sedang menangis. Kemudian saudagar

            itu menanyakan sebab si Bungsu menangis.
                 “Hai, Nak, mengapa kamu menangis?”

                 “Mana teman-temanmu atau saudaramu?”
                 “Nak, jangan takut,” kata saudagar itu.

                 “Siapa namamu?”
                 “Tak usahlah bersedih hati dan menangis terus,”

            lanjut saudagar itu.
                 “Ayo, kita berjabat tangan, tak usah takut,” kata

            saudagar itu sambil mengulurkan tangannya.
                 “Namaku       Amri,     orang-orang       memanggilku

            Saudagar Amri,” kata saudagar itu.




                                          37
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49