Page 60 - Riau-Si Bungsu
P. 60

“Anakku, sudah lama Ibu merindukanmu,” kata ibu
            si Bungsu.

                 “Lupakah  engkau  dengan  ibu  kandungmu,  Nak?”
            tanya ibu si Bungsu sambil meratap.

                 “Aku  tidak  kenal  engkau,  pergi,  pergi!”  usir  si
            Bungsu dengan geram.

                 “Mana  mungkin,  aku  setampan  dan  sekaya  ini
            mempunyai ibu seperti kau!” teriak si Bungsu.

                 “Hai, Nenek Tua, memang kamu nenek yang tidak
            tahu diri!” umpat si Bungsu dengan ketus.

                 Kemudian  si  Bungsu  mendorong  nenek  itu
            hingga  jatuh  tersungkur  ke tanah.  Mulut  nenek  itu

            mengeluarkan darah akibat terbentur batu. Nenek itu
            bangkit dari jatuhnya dan mengeluarkan kutukan.

                 “Anakku,  si  Bungsu,  aku  ibu  kandungmu,  aku  yang
            telah melahirkanmu, tetapi kamu tidak mengakui aku

            sebagai ibumu,” umpat Bu Bungsu dengan perasaan sedih.
                 “Anakku,  disaksikan  bumi  dan  langit,  aku,

            ibumu  mengutuk  kamu!”  kutuk  ibu  Bungsu  sambil
            mengacungkan tongkatnya.

                 “Akan  terjadi  badai  besar  dan  perahumu  yang
            bagus  itu  akan  karam,”  kutuk  ibu  si Bungsu  sambil

            berlinang air mata.




                                          53
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65