Page 19 - Cerita Si Dayang Rindu
P. 19

kerajaan  yang  ia  pimpin  letaknya  berdekatan  dengan
            Tanjung Iran.

                 Petang itu, dengan mengenakan pakaian khas

            penduduk setempat, Keriyo Niru menyambangi Tanjung

            Iran. Langkahnya ringan, tetapi mantap. Ia berusaha
            tidak menarik perhatian warga desa.

                 Di  kedai  kopi  duduklah  sekelompok  orang  yang

            tengah bercakap-cakap. Dari penampilannya, sepertinya

            mereka adalah prajurit muda yang baru saja berlatih
            perang. Sesekali terdengar gelak tawa dan celoteh

            nakal khas anak muda seusia mereka.

                 “Aku tadi sempat melihat Putri Dayang Rindu tengah

            merajut. Sinar matahari memantulkan kecantikannya.
            Senang sekali hatiku memandangnya,” ujar prajurit

            yang berbalut pakaian berwarna biru tua.

                 Rupanya, teman di sebelahnya juga melihat hal

            serupa. “Kukira hanya aku yang melihatnya. Ah, engkau
            memang tidak ingin kalah denganku. Putri Dayang Rindu

            memang mampu memikat hati semua orang. Beruntung

            sekali pria yang memilikinya kelak,” katanya sambil

            melepaskan pandangan ke arah istana.

                                          0909
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24