Page 50 - Cerita Si Dayang Rindu
P. 50

“Jadi, kalian berdua takut kehilangan nyawa?
            Baiklah! Akan aku beri ampun.  Akan tetapi,  sebagai

            kenangan, akan kuberikan tanda untuk kalian kenang,”

            kata Singa Ralang.

                 Tumenggung Itam pun terluka telinga kirinya,
            sedangkan Ki Bayi Metig terluka hidungnya.

                 Suasana  pelabuhan  sangat  mencekam.  Ratusan

            prajurit gugur. Ratusan kapal karam. Harta bawaan

            rombongan Palembang turut tenggelam.
                 “Hentikan  perang  ini,  Paman  Singa  Ralang.

            Pulanglah paman ke Tanjung Iran. Sekarang semua

            hulubalang telah mati. Segalanya tidak berguna lagi

            kini,”pinta Dayang Rindu dengan wajah pucat pasi.
                 “Biarkan aku pergi ke Palembang. Aku tidak akan

            lama di sana,” lanjutnya sambil menyeka air mata yang

            tak berhenti mengalir.

                 Dengan  tubuh  gontai,  Singa  Ralang  pulang  ke
            istana. Para penduduk menyambutnya dengan tangisan

            yang memilukan. “Tuanku,  terlalu  banyak  hulubalang

            dan  prajurit  yang  gugur  di  medan  perang,”  katanya

            tertunduk lesu.

                                          4040
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55