Page 28 - Si Kabayan
P. 28

2

                             Membayar Utang





                 Matahari hampir tenggelam ke balik gunung, tetapi hari
            masih tampak terang. Lembayung yang berwarna kekuningan
            menyinarkan cahaya indahnya ke bumi. Seorang lelaki berikat
            kepala, memakai baju koko warna hitam, dan bercelana

            komprang duduk  di  teras rumah panggung menikmati
            suasana sore. Pandangannya lurus. Wajahnya tampak lugu
            kadang sendu seperti sedang memikirkan sesuatu yang
            teramat berat.

                 Dari  dalam  rumah  terdengar  teriakan  seorang
            perempuan memanggil-manggil namanya, “Kang...Kang
            Kabayan!”
                 “Ah...Iteung, kerjanya hanya mengganggu kesenangan

            orang,” Kabayan sedikit kesal. Panggilan istrinya tidak
            dipedulikan.
                 Karena yang dipanggil tidak menjawab, Nyi Iteung
            membuka pintu  menghampiri suaminya, “Kang! Dipanggil-

            panggil diam saja.”
                 “Iteung, aku tadi sedang mengkhayal, tanggung,”
            jawabnya tenang.
                 “Mengkhayal, mengkhayal,” Iteung mengomel kepada

            suaminya.




                                          17
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33