Page 33 - Si Kabayan
P. 33

“Iteung, uang hasil usaha tadi sekarang jadi ayam, ayam
            jago.”
                 Mendengar itu istrinya hampir menangis, “Kang! Kang
            Kabayan, bagaimana ini? Bagaimana bayar utang ke Juragan

            Somad?”
                 Si Kabayan diam saja, sedangkan Iteung terus berbicara
            mengomeli suaminya.
                 Hari-hari berikutnya, Kabayan sibuk mengurusi ayam

            jagonya. Ia sudah tidak berdagang, bahkan lupa dengan
            utangnya. Tanpa terasa jatuh tempo utang sudah sampai.
            Pembantu Juragan Somad datang ke rumah Kabayan akan
            menagih utang. Kabayan terkejut juga dengan kedatangan

            pembantu Juragan Somad. Karena tidak ada uang, ia
            hanya dapat berjanji akan melunasi utang bulan depan.
            Pembantu Juragan Somad pulang dengan tangan hampa.
            Bulan berikutnya pembantu Juragan Somad datang kembali

            menagih utang. Jawaban si Kabayan tetap sama. Begitu
            seterusnya sampai berkali-kali. Juragan Somad kesal kepada
            si Kabayan. Akhirnya, ia memutuskan akan datang sendiri
            ke rumah Kabayan.

                 Sebenarnya, Kabayan bingung karena belum punya uang
            untuk melunasi utang, tetapi penagih tak henti-hentinya
            menangih utang. Bahkan ketika mendengar Juragan Somad
            akan ke rumahnya, Kabayan benar-benar takut. Kabayan pun

            tahu dari pembantu Juragan Somad, jika tidak membayar
            utang, Juragan Somad mengancam akan melaporkannya



                                          22
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38