Page 37 - Si Kabayan
P. 37

di tepi sungai, tetapi ayam seberang seperti sudah hanyut
            ke tengah lalu hilang dari pandangan matanya. Sebetulnya
            ayam seberang alias Kabayan tidak hanyut, tetapi dia
            menyelam dan di mulutnya ada bambu kecil yang berongga

            yang Kabayan bawa sebelumnya di balik pakaiannya sehingga
            Kabayan tetap bisa bernapas dengan mulutnya. Kabayan
            menyelam di tengah sungai agar Juragan Somad tidak
            melihatnya. Walaupun agak jauh di tengah sungai, Kabayan

            masih dapat mendengar percakapan istrinya dengan Juragan
            Somad.
                 Juragan Somad kecewa. Tiba-tiba muncul Nyi Iteung
            yang sejak tadi menyusul, menyalahkan Juragan Somad,

            “Juragan! Karena Agan, ayam jadi kabur, Kabayan jadi tidak
            dapat membayar utang. Padahal, ayam itu dibeli dengan
            susah payah, dengan uang hasil usaha,” katanya.
                 Juragan Somad seperti terpojok dengan tuduhan itu.

            Ia merasa bersalah dan kasihan melihat Nyi Iteung yang
            terisak-isak, “Jadi bagaimana, Gan? Ayam itu harta satu-
            satunya bagi suamiku. Sekarang ayam itu hilang, apa nanti
            kata suamiku? Gan?”  Nyi Iteung tersedu-sedu.

                 Juragan Somad semakin merasa bersalah. Baginya,
            uang yang dipinjam Kabayan itu tidak ada artinya jika
            dibandingkan dengan harta kekayaannya yang berlimpah.
            “Sudahlah, aku ikhlaskan,” katanya dalam hati. Setelah

            berpikir dan terpekur sejenak, Juragan Somad akhirnya
            berbicara kepada istri Kabayan.



                                          26
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42