Page 55 - Si Kabayan
P. 55

5

                       Kabayan dalam Karung





                 Pada suatu malam, si Kabayan diajak memanen nangka
            oleh mertuanya. Buah nangka itu harus segera dipetik agar
            tidak didahului pencuri. Mertuanya menyuruh Kabayan
            mempersiapkan golok dan karung untuk ditaruh di balai

            sehingga besok tidak repot lagi.
                 Esoknya, dari balik dinding telah menerobos cahaya
            matahari pagi. Ayam-ayam pun telah berkokok. Abah sudah
            menunggu menantunya, “Ambu! Ambu! Mana Kabayan?

            Belum bangun?”
                 Di kamar, si Kabayan masih pulas tidur.
                 “Ya Allah, Kabayan, benar-benar keterlaluan,” seru
            Ambu. “Kabayan! Kabayan! Bangun! Itu Abah sudah

            menunggu sejak tadi.”
                 Seperti tersengat lebah Si Kabayan terperanjat bangun,
            “Ya, Ambu. Kabayan mau cuci muka dulu”
                 Malam tadi Kabayan tidur agak larut karena siangnya

            sudah tidur cukup lama. Ditambah lagi Nyi Iteung minta
            dikerok pakai bawang merah karena masuk angin. Sehabis
            dikerok Nyi Iteung mengingatkan Kabayan agar besok tidak
            kesiangan. Nyi Iteung menanyakan apakah peralatan untuk

            memanen sudah disiapkan dan Kabayan menjawab sudah. Nyi




                                          44
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60