Page 57 - Si Kabayan
P. 57

nangka. Tiba-tiba terbayang sesuatu yang menyenangkan,
            si Kabayan senyum-senyum.
                 “Bah, Abah.” Kabayan memanggil-manggil mertuanya.
                 “Hei, Kabayan, ada apa?”
                 “Bah,  saya  ke  air  dulu.  Perut mulas.  Kalau  lama,

            tinggalkan saja mungkin terus pulang.”
                 “Ya,” jawab Abah pendek.
                 Abah bekerja terus tanpa menengok ke mana-mana.

            Si Kabayan membuka karung terus masuk ke dalam karung
            sampai tubuhnya tidak kelihatan. Abah mengangkat nangka
            satu per satu lalu dimasukkan ke dalam karung. Karung cepat





































                                          46
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62