Page 62 - Si Kabayan
P. 62

meringis. Luka itu terasa perih. Ambu memapah suaminya
            ke kamar. Sekilas Abah menceritakan peristiwa yang telah
            terjadi. Ambu mengangguk-angguk tanda mengerti.
                 “Abah juga sih! Kabayan ‘kan sudah menuruti kata

            Ambu. Abah jangan berbuat hal seperti yang dilakukan
            Kabayan. Jadinya seperti ini.”
                 Abah diam saja. Ia hanya menyuruh istrinya keluar.
            “Sudahlah, Ambu! Urus saja nangka-nangka itu, mungkin

            besok akan dibawa ke pasar. Abah ingin istirahat.”
                 Setelah melihat kondisi suaminya, Ambu kasihan juga.
            Akhirnya, dia membiarkan Abah tidur. Ditutupnya pintu
            kamar agar Abah lebih tenang beristirahat.

                 Abah benar-benar beristirahat. Sampai dua hari ia tidak
            bangun-bangun dari tempat tidurnya.



                                         ***

























                                          51
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67