Page 41 - Cerita Si Kerongo
P. 41
senang dengan kemajuan yang diperoleh anaknya. Tidak sia-
sia selama ini ia mengajari anaknya agar mampu menghidupi
hidupnya sendiri.
“Ibu sangat bangga kepadamu, Nak. Baiklah, Kerongo,
sekarang Ibu akan mengolah daging ini menjadi masakan.
Akan tetapi, sebelumnya bantulah Ibu memotong daging
kijang itu.” Ibunya menyiapkan bumbu untuk memasak dan
ternyata garam yang diperlukan untuk memasak sudah habis.
Sang ibu menyuruh Kerongo untuk pergi ke pondok ladang
tetangganya yang letaknya tidak terlalu jauh di sebelah
hulu pondok ladang mereka. Pondok ladang tetangganya
tersebut adalah pondok ladang yang paling dekat dengan
pondok ladang mereka.
Sebelum berangkat, ibu Kerongo menyuruh Kerongo
untuk membawa satu paha kijang bersamanya.
“Kerongo mintalah garam kepada tetangga kita dan
jangan lupa bawalah satu paha kijang ini sebagai peniding
(pelindung) matamu. Jangan membuat malu Ibu dan
patuhilah peraturan adat kita.”
“Baik, Bu,” jawab Kerongo sambil memikul satu paha
kijang di pundaknya. Walaupun tidak terlalu mengerti
maksud perkataan ibunya, Kerongo tetap pergi sambil
membawa paha kijang bersamanya. Sepanjang perjalanan
Kerongo memindahkan paha kijang yang dibawanya ke atas
32