Page 43 - Cerita Si Kerongo
P. 43

maklum dengan pikiran Kerongo yang memang kurang.
            Sebenarnya, menurut adat masyarakat Rentenukng kelakuan
            Kerongo dengan membawa kembali paha kijangnya sangatlah

            memalukan. Tetangganya sangat maklum mengingat
            keterbatasan Kerongo.

                 Sesampainya Kerongo di pondok ladangnya, ibunya
            sangat heran melihat Kerongo membawa pulang kembali
            paha kijang peniding-nya beserta garam yang dimintanya.

            Segera ibunya bertanya mengenai paha kijang yang
            dibawanya pulang itu.
                 “Kerongo, mengapa kamu bawa pulang kembali paha

            kijang itu?” Kerongo yang tidak mengerti maksud ibunya
            malah bertanya, “Loh, ini kan paha kijang kita, Bu. Paha
            kijang ini adalah peniding-ku dari sengatan matahari dalam

            perjalanan meminta garam ke tetangga pondok ladang kita.
            Apa maksud Ibu dengan membawa paha kijang ini pulang?

            Tentu saja paha kijang ini aku bawa pulang kembali karena
            dalam  perjalanan  pulang  matahari  masih  sangat  terik
            menyilaukan mataku.” Kerongo berkata dengan yakinnya.

            Setelah mendengar penjelasan Kerongo, ibunya menyadari
            bahwa Kerongo belum mengerti maksud dari peniding

            (pelindung) dalam adat suku mereka. Ibunya hanya mampu
            menghela napas panjang. Segala kekurangan Kerongo selalu







                                          34
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48