Page 45 - Cerita Si Kerongo
P. 45

ditanggapi dengan sabar oleh ibu Kerongo. Dengan sabar
            dan pelan-pelan, sang ibu berkata kepada Kerongo.
                 “Maksud Ibu, peniding, berupa paha kijang yang kau

            bawa, itu tidak hanya menjadi pelindung mata dari silau
            matahari, tetapi juga menjadi penukar garam yang kamu

            minta agar kamu tidak malu.”
                 “Kenapa garam harus ditukar dengan paha kijang?”
            Kerongo bertanya dengan polos.

                 “Kerongo, Anakku, dalam adat masyarakat kita,
            meminta-minta adalah suatu hal yang memalukan. Apalagi,
            hanya meminta garam yang dianggap sebagai hal sepele. Oleh

            karena itu, agar tidak menanggung malu, hendaknya kita
            memberikan suatu barang sebagai pengganti barang yang
            kita minta kepada orang yang telah memberi garam kepada

            kita.” Setelah mendengarkan penjelasan ibunya yang panjang
            lebar, Kerongo akhirnya mengerti. Setelah memberikan

            penjelasan panjang lebar tentang adat masyarakatnya, ibu
            Kerongo memerintahkan anaknya untuk kembali ke pondok
            tetangganya dan menyerahkan satu paha kijang sebagai

            pengganti garam yang diminta ibunya. Kerongo menuruti
            perintah ibunya. Ia kembali mendatangi tetangganya dengan

            membawa paha kijang. Sesampainya di sana, ia menyerahkan
            paha kijang itu kepada tetangganya.







                                          36
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50