Page 10 - Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
P. 10

“Harus apa, Nek?” sela adik perempuan permaisuri.


                     “Harus  memenuhi  syarat.  Cucuku  harus  diungsikan  di tepi


               hutan,  jauh  dari  keramaian  selama  tujuh  belas  tahun.  Selama

               pengungsian itu, cucuku tidak boleh pulang ke rumah dan tidak


               boleh ditengok oleh siapa pun,” lanjut nenek sakti dengan suaranya


               yang terus gemetar.


                     “Begitu, Nek?” tanya adik permaisuri dengan penuh rasa ingin


               tahu. Setelah mendengar syarat itu, adik permaisuri meminta izin

               pulang kepada nenek sakti.



                     “Cucu  minta  pamit  pulang, Nek!” kata  adik perempuan

               permaisuri sambil membungkukkan badannya.


                     “Ya, Cucuku,” jawab nenek itu.


                     Tak    diceritakan    dalam    perjalanannya.    Pada    waktu    itu


               hari  telah  sore.  Permaisuri  melihat  adiknya  pulang.  Ia  segera


               menyambut  kedatangan  adiknya.  Seterlah  adiknya  beristirahat


               sejenak, ia bertanya kepada adik perempuannya itu.


                     “Bagaimana,  Dik?  Ada  kabar  baik  dari  nenek  sakti?”  tanya


               permaisuri dengan tergesa-gesa.














                                                           4
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15