Page 12 - Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
P. 12

“Aduhai,  anakku!”  kata  permaisuri,  “Ya,  Tuhan!  Apa  salah

               dan dosa kami?”


                     “Tidak ada yang salah. Semua itu sudah menjadi takdir. Kalau


               memang sudah  menjadi suratan tangan, tidak seorang pun yang


               bisa  menolak. Untung tidak dapat diraih dan malang tidak dapat


               ditolak.  Kita tidak boleh mengikuti hati yang sedih,” kata penghulu


               kampung.


                     “Betul apa yang dikatakan abang,” sahut adik permaisuri.


                     Penghulu  kampung  menyuruh  adik  iparnya  untuk  mengundang


               semua  saudara  dan  memanggil  kepala  adat.  Penghulu  kampung

               mengundang  mereka  untuk  memusyawarahkan  pengungsian


               anak  dan menantunya  ke tepi  hutan.  Adik permaisuri  segera


               menghubungi semua saudara dan kepala adat.


                     Pada  malam  hari  semua  saudara  dan  kepala adat telah


               hadir  di  rumah  penghulu  kampung.  Penghulu  kampung  pun

               menyampaikan amanat nenek sakti itu.


                     “Kepala  adat  dan  Saudara-Saudaraku!  Semua  yang  terjadi


               di atas bumi yang kita pijak ini adalah kehendak Tuhan,” lanjut


               penghulu  kampung  sambil  menahan  kesedihan,  “Kita  tidak  bisa










                                                           6
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17