Page 13 - Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
P. 13

mengelak  takdir  Tuhan.  Anak dan  menantuku  harus  diungsikan


               ke tepi  hutan  jika  ingin  mendapatkan  keturunan.  Mereka  harus


               diungsikan selama tujuh belas tahun. Selama dalam pengungsian,


               mereka tidak boleh pulang dan tidak boleh dikunjungi oleh siapa

               pun.


                     “Ayah …, Ibu …!” jerit anak dan menantu sambil mendekap


               ayah dan ibu mereka.


                     “Apa salahku, Ayah, apa salahku, Ibu, apa salahku Mertua,


               sehingga    anakmu  berdua  dihukum?”  tanya    anak  penghulu


               kampung dengan sedih.


                     “Anakku, kamu berdua tidak bersalah, dan tidak ada seorang


               pun  yang  salah.  Semua  itu  telah  menjadi  takdir  Tuhan.  Bukan


               kehendak ayah dan ibumu, tetapi semua yang harus kamu lakukan

               itu demi kebahagiaan hidupmu kelak karena keturunanmu ibarat


               bunga  dalam  rumah  tanggamu  dan  tumpuan  hidupmu  di  akhir


               kelak. Oleh karena itu, anakku harus melaksanakan syarat yang

               disampaikanoleh nenek sakti,” kata penghulu kampung.



                       Malam  semakin  larut.  Angin  sejuk  pun  mulai  berhembus.

               Sebagian orang hadir telah sadar bahwa semua yang terjadi itu


               adalah kehendak Tuhan.  Dengan berat hati mereka merelakan anak








                                                           7
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18