Page 16 - Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
P. 16

Setelah  berkumpul  semua,  penghulu  kampung  berkata,


               “Baiklah,  kalau  sudah  berkumpul  semua,  kita  akan  mulai

               musyawarah.”


                     Penghulu  kampung  lalu  bangun  dari  tempat  duduknya.  Ia


               lalu  berdiri  menghadap  semua  orang  dengan  membungkukkan


               badannya.  Setelah itu,  penghulu  kampung  menyampaikan  isi


               hatinya.


                     “Kepala adat dan Saudara-Saudaraku! Malam ini merupakan


               malam yang kedua kami mengundang Saudara semua. Pada malam

               ini  kami  sekeluarga  ingin  menyampaikan  maaf,  khususnya  anak


               dan menantu kami. Di samping itu, kami meminta doa dari Saudara


               semua  semoga  anak dan  menantu  kami  selama  di pengungsian


               mendapat  lindungan  dari  Tuhan.  Besok anak  dan  menantu

               kami  akan  berangkat  ke  tepi  hutan,  ke  tempat  pengungsian


               mereka.”Begitulah sekelumit kata dari penghulu kampung.


                     “Saya mengerti bahwa anak dan menantu penghulu kampung


               pergi untuk melaksanakan suratan takdir dari  Tuhan.  Namun,


               tujuh belas tahun itu bukan waktu yang pendek,” kata salah seorang


               kepala  adat.  Kepala  adat  itu  pun  memberikan  wejangannya.

               Suasana  menjadi  lengang,  tidak  seorang  pun  bicara.  Setelah


               mendengar wejangan dari kepala adat, mereka mulai sadar.





                                                          10
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21