Page 23 - Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
P. 23

Istri anak penghulu kampung menganggukkan kepala, tanda

               sepakat  dengan  kehendak  suaminya.  Mereka  menjaga  si Kodok


               dengan baik. Si Kodok semakin hari semakin besar. Mereka sangat


               senang  meskipun  setiap  hari  tidak  ada  orang  lain  di  sekeliling

               mereka.



                     Waktu berlalu dengan cepat, si Kodok pun tumbuh dewasa.

               Selain itu, si Kodok mejadi anak yang pandai mengambil hati ayah-


               ibunya,  suka  membantu  bekerja  ayah-ibunya,  dan  tidak  pernah


               marah.


                     Pada  suatu  hari, ketika  si Kodok  sedang  menggembala


               kerbaunya  di  lereng  perbukitan,  tiba-tiba  kilat  memancar  dan


               suara  halilintar  menyambar  si Kodok. Si  Kodok  sangat  terkejut

               dan jatuh pingsan. Setelah sadar, lalu ia pulang.


                     Selesai makan malam, si Kodok berkata kepada ayah-ibunya.


               “Oh, Ayah dan Ibu! Ananda ingin menyampaikan sesuatu kepada


               Ayah dan Ibu.”


                     “Ada apa, Nak? Apa gerangan?” tanya ibunya.


                     “Ceritakanlah, Nak!” sambung ayahnya.


                     “Begini Ayah dan Ibu. Waktu Ananda menggembala kerbau


               tiba-tiba  terdengar  suara  halilintar dan  menyambar  Ananda.


               Ananda sangat terkejut dan jatuh pingsan.”





                                                          17
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28