Page 25 - Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
P. 25

“Pingsan, Anakku?” sela ibunya dengan terkejut dan sambil


               melihat si Kodok.


                     “Ya, Bu. Ananda pingsan, tetapi Ananda tidak apa-apa. Dalam


               pingsan itu, Ananda bermimpi, ada …”


                     “Ada apa, Nak!” sela ayahnya.


                     “Ananda  bermimpi  ada  orang  tua  datang  kepada  Ananda.


               Orang tua  itu  berbicara kepada  Ananda.  Orang tua itu mengatakan


               kepada Ananda bahwa telah lenyap semua janji ayah-ibumu.”


                     “Aduhai,  Ananda  buah  hati  ayah-ibumu!  Memang  benar

               ayah-ibumu mempunyai janji.”



                     “Janji apa, Bu? Bolehkan saya tahu?”


                     “Boleh,  Anakku,” kata  ayahnya  sambil  memegang  bahu  si

               Kodok, “begini, Nak! Ayah-ibumu mempunyai janji bahwa dalam


               waktu  tujuh  belas tahun,  ayah-ibumu  tidak  boleh  pulang  ke


               kampung halaman dan tidak boleh ditengok oleh siapa pun. Lebih


               dari  itu,  ayah-ibumu  harus  bersabar  dan  tidak  boleh  merusak


               lingkungan,  seperti menebang  pohon  dan  berburu  binatang  ke

               hutan.”













                                                          19
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30