Page 30 - Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
P. 30

Untuk  memperoleh  restu  dari  ayah  si Kodok, ibu  si Kodok


               menceritakan hal itu kepada suaminya.  Ayah si Kodok amat senang


               dan setuju jika anaknya, si Kodok, menikah dengan anak uaknya.


                     “Anakku,  ayah  merasa  gembira  jika  kelak  kamu  menikah


               dengan anak uakmu,” kata ayah si Kodok.


                     “Terima kasih atas restu Ayah dan Ibu,” kata si Kodok dengan


               girang.


                     Si Kodok  mempersiapkan  perbekalan  yang  akan  dibawa  ke


               rumah uaknya. Dalam hatinya bertanya-tanya,”  Maukah anak uak

               denganku?Siapkah aku menikahi anak uak?”



                     Selesai kata-kata itu diucapkan oleh ibunya, si Kodok datang

               dengan menanggalkan baju kodoknya. Saat itu, si Kodok terlihat


               tampan. Ia duduk di hadapan ayah dan ibunya. Ayah dan ibu si


               Kodok sungguh terkejut.


                     “Siapa gerangan yang duduk dihadapanku?” tanya ibu si Kodok


               tanpa mengenali si Kodok sedikit pun.


                     “Siapa yang duduk di hadapan kami,” tegas ayah si Kodok.


                     “Saya  teman  si  Kodok.  Saya  datang  kemari  ingin  bertemu

               dengan si Kodok. Di mana si Kodok?” kata si Kodok kepada ayah


               dan ibunya.








                                                          24
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35