Page 37 - Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
P. 37

“Keenam  anak perempuanku  yang  cantik-cantik,  malam  ini


               ibumu ingin memperkenalkan saudaramu, ini si Kodok. Ia adalah


               anak bibimu yang tinggal di Kampung Gugung. Ia datang kemari


               untuk mengikat tali persaudaraan kita. Karena itu, pada malamini

               ibumu ingin bertanya kepada kalian satu per satu.”


                     Setelah itu, uak si Kodok menyampaikan pertanyaan kepada


               mereka yang dimulai dari anak uak si Kodok yang sulung.


                     “Anak sulungku, maukah kamu menikah dengan anak bibimu?”


               tanya uak si Kodok tanpa basa-basi lagi.


                     “Aduhai,  nasibku.  Betapa  malang nasibku.  Kalau  aku  boleh


               memilih,  aku  akan  memilih  mati  menggantung  diri  daripada


               mempunyai nasib harus menikah dengan Kodok,” jawab anak uwak


               si Kodok yang sulung dengan pedas.


                     “Hai, Anakku.  Kamu  boleh  menolak  permintaan  ibumu,

               tapi  katakanlah  jawabanmu  dengan  kata-kata  yang  baik, tidak


               menyinggung orang lain!” kata uak si Kodok dengan agak marah.


                     Setelah itu, uak si Kodok melanjutkan pertanyaannya kepada


               anaknya yang nomor dua. Namun, jawaban anaknya yang nomor


               dua lebih menyakitkan daripada jawaban anaknya yang sulung.









                                                          31
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42