Page 39 - Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
P. 39

“Keponakanku, kalau  engkau  benar-benar  mengharapkan


               salah satu anak perempuanku, engkau harus tinggal di sini selama


               umur padi,” kata uak si Kodok.


                     “Baik, kalau itu yang diminta oleh anak uak, akan aku penuhi,”


               jawab si Kodok.


                     Selama si Kodok tinggal bersama uaknya, ia selalu berperilaku


               baik dan segala tutur katanya selalu santun. Ia selalu mengalah

               kepada  kelima  anak uaknya  yang  senantiasa  berbuat  jahat  dan


               sombong  terhadapnya.  Ia  juga  selalu  berbuat  baik  terhadap


               orang-orang di sekitar rumah uaknya.


                     Musim  panen  telah  tiba.  Uak si Kodok  mengundang  semua


               penghuni  rumah  adat  untuk  berkumpul.  Kelima  anaknya  tak


               satu  pun  datang.  Mereka  sengaja  pergi  untuk  menghindar.  Di

               samping itu, mereka mengatai si bungsu dengan kata-kata yang


               menyakitkan hati  si bungsu.  Karena itu,  uak  si Kodok  berusaha


               menasihati si bungsu.


                     “Hai, anakku yang manis! Tak usah engkau hiraukan kata-kata

               kelima kakakmu. Jangan engkau masukkan dalam hati kata-kata


               mereka itu!” kata uwak si Kodok dengan pelan.










                                                          33
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44