Page 40 - Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
P. 40

“Baik, Bu.  Aku  pun  tak  menghiraukan  kata-kata  mereka,


               telingaku kututup rapat-rapat,” jawab si Bungsu.


                     “Baiklah,  kalau  begitu,  malam  ini  ibumu  ingin  mendengar


               jawabanmu tentang maksud si Kodok, anak bibimu.”


                     “Wah,  bagaimana,  ya?  Sepertinya,aku  susah  untuk


               mengatakan.”


                     “Lo, bagaimana janjimu dulu?”


                     “Ya,...,  dulu  aku  pernah  berjanji  bahwa  aku  mau  menerima


               anak bibi, si Kodok, setelah aku mengenalinya lebih dalam. Pada

               malam ini aku berusaha memenuhi janjiku. Tapi …”



                     “Tapi, bagaimana?” sela ibunya.


                     “Ya, bagaimana anak bibi? Jika ia senang kepadaku, aku pun

               tidak menolaknya,” jawab si bungsu dengan malu.


                     Uak  si Kodok  merasa  lega  setelah  mendengar  pengakuan  si


               bungsu. Begitu pula si Kodok merasa senang. Kemudian, dengan


               tidak  disadari  si  Kodok  berdiri  menyampaikan  sesuatu  kepada


               semua yang hadir.


                     “Uak, Paman,  Bibi, dan  semua  yang  hadir  pada  malam  ini,

               aku  tidak  memilih  anak  uak  karena  aku  tahu  wajahku  yang  tak


               berbentuk.








                                                          34
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45