Page 41 - Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
P. 41

Pada  malam  ini  anak  uak  yang  bungsu  mau  menerimaku


               menjadi  suaminya.  Sebaliknya,  aku  dengan  senang  hati


               menerimanya menjadi istriku. Aku ucapkan terima kasih kepada


               kelima anak uak dan aku ucapkan terima kasih yang sangat tulus

               kepada anak uak yang bungsu, yang telah mencabut uban ibuku,”


               kata si Kodok dengan senang hati.


                     “Kalau  keduanya  sudah  cocok, cepatlah    panggil    pak


               penghulu!, kata paman si bungsu.


                     “Ya, tentu. Besoklah aku panggil pak penghulu,” sahut ibu si


               bungsu.


                     “Kok,  kamu.  Masa  iya  yang  memanggil  pak  penghulu  itu

               seorang perempuan?” kata paman si bungsu.



                     Musyawarah malam itu telah selesai. Si bungsu diciumi oleh

               ibu, paman, bibinya, dan semua orang yang hadir, kecuali si Kodok.


                     Pada  hari  esoknya  uak  si Kodok  mengirim  orang  untuk


               memberikan pesan kepada ibu si Kodok di Kampung Gugung. Isi


               pesannya, uak si Kodok menghendaki agar perkawinan si Kodok


               dengan anaknya yang bungsu segera dilaksanakan.
















                                                          35
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46