Page 5 - Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
P. 5

Sekapur Sirih







                      Turi-Turian  Si  Katak-Katak (Cerita  Si  Kodok-Kodok)  adalah

               cerita  rakyat  dari  daerah  Karo,  Sumatera  Utara.  Cerita  itu  ditulis
               oleh Henry Guntur Tarigan, terbitan Proyek Penerbitan Buku Sastra

               Indonesia  dan  Daerah,  Departemen  Pendidikand  dan  Kebudayaan,

               tahun  1985.  Penceritaan  kembali  Cerita Si  Kodok-Kodok  dilakukan
               oleh Muhammad Jaruki (1995) dengan judul “Si Kodok”.


                      Penelahan  kembali  Cerita  Si  Kodok-Kodok  ini  diberi  judul  “Si

               Kodok Kata Malem,  Baik Hati Penawan Hati”. Penelaah ini dilakukan

               untuk meningkatkan minat baca di kalangan anak-anak siswa setingkat
               Sekolah Dasar Kelas Tinggi (kelas 4--6 SD). Penelaah juga memasukkan

               saran-saran dari narasumber untuk perbaikan telaahan. Dengan seizin
               penulisnya cerita ini, perbaikan telaahan ini dilakukan selain mengubah

               judul dilakukan juga dengan mengganti sebagian nama tokoh-tokohnya.


                      Di samping itu agar anak-anak lebih mudah memahami cerita ini
               digunakan bahasa yang sesuai dengan kemampuan berbahasa anak-

               anak  setingkat  usia  sekolah  dasar  kelas  tinggi  (kelas  4—6).  Selain

               meningkatkan minat baca, cerita ini juga dimaksudkan agar para siswa
               dapat lebih meningkatkan keterampilan membaca yang juga merupakan

               salah satu dari keterampilan berbahasa.






                                                                                          Hari Sulastri

















                                                           II
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10