Page 50 - Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
P. 50

“Ya,  cukuplah  aku  menguji  kesetiaanmu.  Aku  sungguh


               beruntung  memperistri  seorang  perempuan  seperti  kamu.


               Tuhan, hamba-Mu bersyukur kepada-Mu,” kata si Kodok sambil


               memandang ke atas.


                     Si  Kodok dan  istrinya  lalu  pulang  ke pondok.  Beberapa  jam

               setelah  beristirahat, mereka  segera  datang  ke rumah  ayah-ibu


               mereka. Bukan main senang hati ayah-ibu mereka melihat anaknya


               bersuami  seorang  yang  berwajah  tampan.  Kemudian  ayah-ibu


               mereka  memanggil  kaum  kerabatnya.  Mulai  hari  itu  si  Kodok


               diganti namanya menjadi “Kata Malem” yang artinya ‘baik budi,

               penawar hati’.


                     Kelima  kakak  istri  si  Kata  Malem  sangat  iri  melihat  suami


               si bungsu  yang  tampan.  Mereka  sangat  menyesal  karena  pada


               waktu itu mereka menolak si Kodok. Karena sangat menyesal dan


               sangat iri hati, mereka ingin mencelakai si bungsu. Mereka pun

               mencelakai sibungsu dengan mendorong ke sebuah jurang yang


               dalam. Karena si bungsu dalam keadaan hamil, ia tidak bisa naik.


               Setelah meninggalkan si bungsu di dalam jurang, kelima kakak si


               bungsu pulang dengan hati lapang.










                                                          44
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55