Page 53 - Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
P. 53

melahirkan bayinya dengan mudah. Ia tidak mengalami kesulitan


               apa pun dan tidak sedikit pun mempunyai rasa sakit. Selain itu,


               di sekeliling tempat ia melahirkan banyak tumbuh  buah-buahan

               sehingga ia dan bayinya tidak pernah kelaparan.



                     Istri si Kata Malem memberi nama anaknya si Bakal. Semakin

               hari si Bakal tumbuh semakin besar. Pada waktu si Bakal berusia


               delapan tahun, istri si Kata Malem mengajak anaknya keluar dari


               jurang yang dalam. Di sekeliling jurang itu terdapat sebuah dataran


               dan berdiri sebuah rumahtua yang ditempati oleh  seorang nenek

               tua. Pergilah ia mendatangi pondok itu.



                     “Permisi …, permisi …, permisi …!” seru istri si Kata Malem.


                     “Siapa?” tanya pemilik pondok sembari membuka pintu.


                     “Aku …, Bu!” jawab istri si Kata Malem dengan takut.


                     “Ada perlu apa, Nak?” tanya pemilik pondok.


                     “Maaf  …, Bu,” bolehkah kami  menumpang tinggal di  rumah


               ibu?” kata istri si Kata Malem dengan ragu.


                     Pemilik  pondok  itu  tersenyum  seraya  berkata,  “Boleh,  Nak!


               Apakah mau tinggal bersama ibu di pondok yang sudah tua dan

               reot ini? Jika Anak mau, ibu tidak berkeberatan Anak tinggal di


               sini.”







                                                          47
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58