Page 55 - Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
P. 55
“Maksud, Bapak?” tanya si Bakal.
“Begini, aku mengajakmu bermain catur sekali lagi. Siapa yang
kalah dalam permainan ini, dialah yang menjadi taruhannya,” jelas
si Kata Malem.
“Ayo …, masa takut!” bujuk salah seorang penonton.
“Ayolah! Tapi, kita harus sportif, jangan curang!” kata si
Bakal.
Semua penonton bertepuk tangan. Sebagian penonton
memihak kepada si Kata Malem dan sebagian memihak kepada si
Bakal. Mereka menyatakan dirinya menjadi saksi dalam permainan
itu.
Permainan itu pun segera dimulai. Beberapa jam kemudian,
permainan itu berakhir. Si Bakal dapat mengalahkan si Kata
Malem. Para penonton yang memihak si Bakal bertepuk ria. Mereka
mengangkat si Bakal berputar-putar sambil berteriak, “si Bakal
…, si Bakal …, si Bakal …, si Bakal!” Si Kata Malem menyerahkan
dirinya kepada si Bakal. Ia tidak mengelak atas kekalahan dirinya.
“Baiklah, sekarang aku menyerahkan diri kepadamu. Aku
menjadi hamba sahayamu, hai Pemuda! Aku akan menjadi
pesuruhmu, aku menjadi kaki tanganmu,” kata si Kata Malem
sambil menyerahkan diri.
49