Page 58 - Si Kodok Kata Malem, Baik Budi Penawan Hati
P. 58

“Hai, Anakku, si Bakal!  Lelaki tua itu adalah ayahmu. Beberapa

               tahun yang lalu, ibumu dibohongi oleh kelima kakak ibu. Mereka


               mendorong ibu ke jurang yang dalam ini. Ketika itu, ibu sedang


               mengandungmu. Sejak itulah, ibu dan bapakmu berpisah.”


                     Selesai  ibu  si Bakal  bercerita,  si  Kata  Malem  merangkul  si


               Bakal dan ibunya. Mereka saling berpelukan. Mereka sangat haru

               karena belasan tahun telah berpisah.


                     Mulai hari itu Si Kata Malem tinggal bersama anak dan istrinya


               di  rumah  tua.  Ibu  si  Bakal  memberi  tahu  kepada  ibu  pemilik


               pondok.


                     “Ibu, Kakanda ini adalah ayah si Bakal. Bertahun-tahun kami


               berpisah dan tidak kami sangka di pondok ini kami dapat berjumpa


               lagi,” kata ibu si Bakal.


                     “Nak, ibu  percaya  kepada  apa  yang  telah  Anak  sampaikan.


               Ibu  turut  senang  dengan  pertemuan  kalian,”  jawab  ibu  pemilik

               pondok.


                     Setelah beberapa hari si Kata Malem tinggal di pondok itu,


               ia mengajak istri dan anaknya pulang ke Kampung Tanah Timur.


               Pada  pagi hari,  seusai  makan  pagi, si Kata  Malem  dan  istrinya

               meminta izin pulang kepada ibu pemilik pondok. Sungguh terkejut


               ibu pemilik pondok itu setelah mendengar ucapan minta izin dari


               mereka.




                                                          52
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63