Page 13 - Siluman Ular
P. 13

Menjelang  sore,  La  Upe  sudah  kembali  dari  pasar.  Uang

            hasil penjualan  sebagian dibelikan jamu dan makanan  untuk
            ayahnya. Setiba di rumah, La Upe menghampiri ayahnya.

                    “Bagaimana keadaan Ayah hari ini?” tanya La Upe sambil
            mencium tangan ayahnya.

                    “Belum  ada perubahan,” jawab  ayahnya dengan mata
            masih terpejam.


                    “Ayah harus minum obat  agar cepat  sehat, tetapi  Ayah
            harus makan dulu. Ini ada makanan kesukaan Ayah. Cobalah! Pasti
            Ayah suka”. La Upe menyodorkan makanan ke hadapan ayahnya.

                    Orang tua itu memandangi makanan yang dibawa anaknya,
            tetapi ia tidak berselera. Lain halnya kalau ia tidak sakit, makanan
            itu pasti sudah habis dimakannya.

                    Agar tidak  mengecewakan  La Upe, ayah mencicipi
            makanan tersebut. La Upe senang melihat ayahnya mau makan

            meskipun hanya sedikit.

                    Selama ayahnya sakit, kegiatan rutin La Upe setiap hari
            adalah  menyediakan  bubur  dan air panas  untuk  sang  ayah.
            Sesudah itu,  baru  ia pergi mencari rumput  untuk  dijual  ke
            peternak. Kadang-kadang ia juga mengumpulkan ranting-ranting
            kering untuk dijual ke tetangga yang memerlukannya atau dibawa
            ke pasar. Setelah mendapatkan uang,  biasanya ia membelikan
            makanan untuk ayahnya.


                    Meskipun  pekerjaannya  berat,  La  Upe  tidak  pernah
            mengeluh atau menyesali nasibnya. Ia percaya bahwa semuanya


                                          7
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18