Page 24 - Siluman Ular
P. 24

Ia  betul-betul  tidak  bermimpi. Ia  benar-benar  telah

            bertemu dengan orang tua yang ajaib itu. Dengan hati yang teguh,
            La Upe melanjutkan perjalanannya. Ia harus meninggalkan hutan
            lebat itu, tidak sedikit pun ada perasaan takut. Ia sangat percaya
            Tuhan Yang Maha Esa akan melindunginya.

                    Setelah lama  berjalan,  La Upe tiba  di tepi sungai. Ia
            beristirahat sejenak melepas lelah. Udara panas mendorongnya
            mencari air untuk membasuh anggota badannya. Belum sempat
            ia turun ke tepi sungai, dilihatnya ada seekor  ikan terjepit  di
            antara gigi-gigi buaya yang runcing. Ikan itu berontak dan hendak
            melepaskan dirinya. Akan tetapi, makhluk kecil itu tidak berdaya
            melawan buaya yang buas. Gigi-gigi buaya itu makin lama makin
            dalam masuk ke tubuh ikan.


                      La Upe  sangat kasihan melihat keadaan makluk  yang
            tidak berdaya itu. Ia ingin menolong, tetapi apa daya, ia sendiri
            tidak  berani melawan  buaya  yang  besar lagi  buas.  Tiba-tiba  ia
            teringat tongkat pemberian si nenek.

                    La Upe memukulkan tongkatnya ke  tubuh  buaya.  Buaya
            yang besar dan buas itu  melepaskan ikan yang berada di mulutnya.
            Akan tetapi, keadaan makhluk yang tidak berdaya itu sudah sangat
            parah. La Upe mengoleskan badan ikan dengan salep.


                    Berangsur-angsur ikan pulih kembali, lalu  La Upe
            melepaskan ikan itu ke dalam  sungai dan ia pun meneruskan
            perjalanannya.








                                         18
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29