Page 26 - Siluman Ular
P. 26
Tidak berapa lama berjalan, La Upe sampai di sebuah kota
yang ramai. Ia melihat seorang anak mengikat seekor burung
dengan seutas tali. Sambil berlari-lari anak itu menyeret burung.
La Upe tidak sampai hati melihat keadaan burung yang malang
itu.
“Eh, Dik, lepaskan burung itu! Kasihan burung itu
kesakitan. Bagaimana kalau kamu yang jadi burung? Apa kamu
mau diseret-seret?” tanya La Upe sambil berusaha menangkap
burung yang dibawa anak itu.
“Mengapa harus kasihan? Burung ini tidak tahu apa-apa,”
kata anak itu. La Upe mencari akal agar si anak mau melepaskan
burung yang dimainkannya. Ia membujuk si anak dengan iming-
iming uang.
“Adik manis, bagaimana kalau burungnya ditukar dengan
uang?”
Anak itu pun berhenti sebentar lalu bertanya, “Berapa
uang yang hendak kauberikan kepadaku?”
“Lima puluh ribu rupiah,” jawab La Upe. Akan tetapi,
anak itu menggeleng-gelengkan kepalanya. La Upe dan anak itu
melakukan tawar-menawar untuk menyepakati harga.
“Bagaimana kalau seratus ribu rupiah?” kata La Upe cepat-
cepat.
“Hanya ini saja uangku yang tersisa. Ayolah, adikku yang
20