Page 28 - Siluman Ular
P. 28

“Dari mana asalmu?” tanya ibu itu.


                    La Upe menjelaskan  maksud dan tujuannya  mulai  dari
            awal sampai akhir. Tidak ada sedikit pun yang terlewat. Ibu pemilik
            rumah kagum melihat pemuda yang berada di hadapannya. Di saat
            anak-anak muda lain masih senang bermain, pemuda ini sudah
            berjuang untuk bertahan hidup dan berbagi dengan sesamanya.

                    “Malam ini kamu menginap saja di sini, tetapi kami minta
            maaf tidak bisa memberi tempat yang layak.”


                    “Ibu  sudah memberi saja  tempat  untuk  menginap,  saya
            sudah  bersyukur. Saya tidak tahu harus  membalas  dengan apa
            kebaikan Ibu dan Bapak.”

                   “Sudah seharusnya kita  saling tolong-menolong. Jangan
            kau pikirkan masalah  balas budi. Kami ikhlas menolongmu.
            Tinggallah  di tempat  ini sesukamu.  Kami  akan  senang  kalau
            kamu mau tinggal  di  sini, apalagi  kami memang sudah lama
            tidak memiliki anak,” kata bapak itu. La Upe terharu mendengar
            perkataan orang tua yang baru dikenalnya itu.


                    Beberapa hari telah berlalu, La Upe masih tinggal bersama
            orang tua angkatnya. Mereka sudah menganggap La Upe seperti
            anaknya  sendiri.  Apalagi  La Upe merupakan  anak  muda  yang
            pandai membawa diri dan baik budi bahasanya.

                    Pada suatu hari, La Upe minta izin ibu angkatnya untuk
            melihat-lihat  keindahan kota.  Ketika  tiba  di tanah  lapang  di
            depan istana, ia sangat terkejut melihat kerumunan orang yang
            sedang bersorak-sorai. Didorong rasa penasaran, La Upe mencoba
            menerobos kerumunan orang. Ia ingin tahu apa yang terjadi.


                                         22
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33