Page 30 - Siluman Ular
P. 30

lelah memikirkan keanehan yang terjadi, akhirnya La Upe tertidur.


                    Baru saja, suara azan membangunkan tidurnya. Ia segera
            mandi dan berwudu. Setelah salat subuh, La Upe tidak langsung
            berdiri. Ia  duduk  termenung  memikirkan  putri  yang  dilihatnya
            tadi siang. Ternyata ia telah jatuh hati pada putri itu. Namun, La
            Upe tidak  banyak  berharap  karena tidak  mungkin  anak  miskin
            dan yatim piatu dapat bersanding dengan seorang putri. Ia merasa
            ibarat pungguk merindukan bulan.

                    Kegelisahan  La  Upe diperhatikan  pula  oleh orang  tua
            angkatnya. Mereka sepakat untuk menanyakannya.


                    “Saya perhatikan hari ini La Upe banyak termenung,” kata
            bapak angkatnya.

                    “Benar,  biasanya  ia  periang.  Mungkin  ada  yang
            menyusahkan  hatinya.  Coba  tanya  penyebabnya,”  kata  ibu
            angkatnya sambil menghampiri La Upe.


                    “La Upe, kami lihat dari tadi kamu termenung saja. Apa
            yang  menjadi pikiranmu? Katakanlah  kepada kami. Jangan
            malu-malu.” La Upe terkejut mendengar pertanyaan  yang tidak
            disangka-sangka itu. Ia bercerita tentang pertemuannya dengan
            putri dan mimpinya. Ia menanyakan siapa putri cantik itu?

                    “Oh, jadi itu yang menjadi pikiranmu? Nama putri itu Andi
            Tenripada, anak Datu Makkulau.  Ayahnya itu seorang raja yang
            arif dan bijaksana.”


                    “Apakah tuan putri sudah bersuami?” tanya La Upe
            penasaran.


                                         24
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35