Page 44 - Siluman Ular
P. 44

Malam  harinya,  Putri  Tenripada  tidak  dapat  tidur.

            Ia  khawatir  La  Upe akan  dapat  memenuhi permintaannya
            yang  terakhir.  Ia  memanggil  mahkluk  aneh untuk  meminta
            pertolongannya lagi.

                    “Tuanku Petta Tenricacca E Gau’na, selanjutnya apa yang
            harus kita lakukan? Jika  ia dapat memenuhi permintaanku, saya
            harus menjadi isterinya. Jika hal  itu terjadi,  saya tidak  dapat
            bergaul lagi dengan Tuanku.”

                    “Ah, itu mustahil,” kata makhluk aneh dengan congkaknya.


                    “Mustahil bagaimana? Buktinya sudah dua permintaanku
            dapat dipenuhinya.”

                    “Katakan  saja padanya,  minta  dibawakan  bagian  tubuh
            (sisik) Petta  Tenricacca E  Gau’na.  Saya  yakin  anak  muda  itu
            tidak akan dapat memenuhi  permintaanmu  karena tidak ada
            satu makhluk pun di dunia yang dapat mengalahkan gurumu ini
            kecuali  seekor  burung.  Burung  itu  namanya  Petta  Manurung  E.
            Setelah berkata demikian, makhluk aneh itu menghilang.


                    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali La Upe sudah ada di
            istana.  Ia  duduk  berhadapan  dengan  Putri Andi Tenripada  dan
            Baginda Raja.

                    Putri Andi Tenripada berkata dengan suara keras, “Tuan
            La Upe, permintaan  kami yang  terakhir adalah  bawakan  kami










                                         38
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49