Page 7 - Siluman Ular
P. 7
Siluman Ular
Di bawah terik sinar mentari, seorang lelaki tua berjalan
terseok-seok menuju sebuah pohon yang hampir mati. Ia tidak
mempunyai pilihan selain harus beristirahat sejenak di tempat
itu.
Tubuh rentanya disandarkan ke batang pohon besar itu.
Pikiran lelaki tua itu menerawang ke masa silam ketika istrinya
masih hidup. Sejak ditinggal istrinya, lelaki tua itu harus menafkahi
anak laki-lakinya yang bernama La Upe. Mata pencaharian orang
tua itu hanyalah sebagai penjual rumput dan ranting-ranting
kering. Dua hari sekali, ia harus berjalan kiloan meter hanya untuk
mendapatkan sedikit uang.
Meskipun pendapatan orang tua itu tidak seberapa,
ia sangat mementingkan pendidikan anaknya. Ia rela bekerja
keras asalkan anaknya bisa sekolah. Ia menyadari dirinya tidak
mempunyai apa-apa untuk diwariskan kepada anak semata
wayangnya. Ia berusaha sekuat tenaga menyekolahkan anaknya
agar menjadi orang sukses dan berguna bagi orang lain. Orang
tua La Upe berpendapat bahwa ilmu pengetahuan lebih berharga
daripada harta pusaka. Ilmu pengetahuan membawa manusia
ke kehidupan yang mulia, sedangkan harta pusaka sering
menyebabkan orang lupa daratan. Harta pusaka dapat habis
1