Page 8 - Siluman Ular
P. 8

dalam sekejap, tetapi ilmu pengetahuan dibawa sampai mati.


                    Sore hari lelaki  tua  harus segera  sampai  di rumah. Ia
            teringat  anaknya yang  sedang menunggu  di rumah. Langkah
            kakinya kini terasa ringan kembali setelah beristirahat sejenak.
            Hari ini ia harus bersyukur karena hasil penjualan rumput cukup
            menggembirakan  sehingga dapat  membelikan  makanan  untuk
            anaknya.

                    La Upe menyambut  gembira  kedatangan  ayahnya.
            Ia  memasak  air panas  untuk  ayahnya  mandi, tidak lupa
            menghangatkan makanan yang dibawa ayahnya.


                    “Ayah mau makan sekarang atau nanti?” tanya La Upe.

                    “Nanti saja, Nak,” jawab ayahnya sambil masuk ke kamar
            mandi.

                    “Mandinya tidak pakai air panas, Yah?” tanya La Upe lagi.


                    “Tidak, simpan saja untuk air minum. Ayah lihat tempat
            minum  sudah kosong,“  jawab  ayahnya  lalu  melanjutkan  mandi.
            Setelah mandi, ayah itu memanggil anaknya dan menasihatinya.

                    “Nak, hidup ini semakin sulit, kita harus berjuang. Jadilah
            orang yang jujur dan sabar. Kamu jangan segan menolong siapa
            saja yang memerlukan pertolongan dan jangan lupa selalu berdoa.”
            La Upe dengan wajah serius mendengarkan nasihat ayahnya. Ia

            berjanji akan memperhatikan dan menjalankan nasihat ayahnya
            dengan sungguh-sungguh.






                                          2
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13