Page 10 - Cerita Siriway Warry
P. 10

“Cucu, makanan sudah siap, kamu makan dulu ya!
            Semalam nenek tidak melihatmu makan.”

                 “Baik,  Nek, tampaknya  perutku  memang  sudah
            minta  diisi, ikan-ikan  ini  juga  sudah  selesai  diasapi,”

            jawab Siriway. Ditaruhnya keranjang ikan di atas para-
            para.  Sesegera  mungkin  ia  mengambil  makanan  yang

            sudah  disediakan  neneknya.  Pagi itu,  Siriway  makan
            dengan  lahap.  Neneknya  memperhatikan  dengan

            saksama.  Ketika  menyadari  ia  terus  diperhatikan,  ia
            tersipu malu.

                 “Ada  apa,  Nek, mengapa  memandangi  aku?”
            tanyanya sambil terus makan.

                 “Heeeeee,  itu  tandanya  kamu  sudah  dewasa
            cucuku,  nenek  bangga  punya  cucu  sepertimu,  mau

            membantu  nenek  yang sudah  tua  ini.  Rasanya  baru
            kemarin masa kecilmu. Lihat, kini kau sudah besar, Nak.

            Kau sudah menjadi pemuda yang gagah, seperti mimpi
            saja  nenek  melihatmu,  sayang.”  Siriway  tersenyum

            melihat ke neneknya.
                 “Iyaa,  Nek,  aku  begini  karena  Nenek  juga  ‘kan?

            Kalau  bukan  Nenek yang  mengasuhku,  apa  jadinya
            diriku ini!”  Siriway terdiam sesaat, seperti ada sesuatu

            yang dipikirkannya.




                                           3
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15