Page 14 - Cerita Siriway Warry
P. 14
Siriway akhirnya pulang dengan perasaan sedih. Ia
menceritakan semuanya pada neneknya. Ia begitu
merasa terhina. Sejak saat itu, ia memutuskan tidak
akan berkunjung ke kampung itu lagi. Lebih baik ia
menemani dan membantu neneknya di rumah.
“Apa yang kaupikirkan, cucuku?” A Mau Meng
tiba-tiba membuyarkan lamunan Siriway.
“Tidak, Nek. Aku sudah memutuskan tidak akan
menemui orang lain. Apalagi, berteman dengan mereka.
Orang-orang di luar sana pasti tidak suka dengan kita.
Aku tidak bisa melupakan penghinaan anak-anak itu,”
jawab Siriway datar.
“Baiklah, cucuku, nenek tidak akan memaksamu
untuk hal ini. Nenek hanya bisa mengatakan bahwa
suatu hari nanti orang yang menghinamu dulu
tidak akan mendapatkan sesuatu yang sangat
diinginkannya,” A Mau Meng berkata mantap sambil
mengernyitkan dahinya. Sesaat, tatapannya kosong.
Ia dapat memahami perasaan cucu kesayangannya
itu. Sesaat ia terdiam, terngiang kembali dalam
ingatannya bagaimana orang-orang di sekitar kampung
memperlakukan mereka. Tak ada yang mau datang
menyapa atau sekadar berbasa-basi. Sejak cucunya
7