Page 38 - Cerita Siriway Warry
P. 38
“Tenang, Cucuku, kita tidak akan pergi sendiri.
Nenek akan mengajak makhluk-makhluk penghuni
Tanjung Yoye yang ada nun jauh di sana.” Kembali sorot
mata A Mau Meng memandang tajam ke arah tanjung
laut lepas. Siriway hanya diam. Ia bisa memahami apa
yang dikatakan neneknya. Ia tahu neneknya itu memiliki
kesaktian. Ia pun menyetujui rencana neneknya
tersebut. Dalam benaknya, tidak mungkin hanya ia dan
neneknya yang datang ke pesta itu. Seharusnya mereka
datang dalam rombongan agar suasana penyambutan
terlihat meriah.
Hari masih sangat pagi, langit masih gelap, tetapi
nenek dan cucunya sudah bertolak dengan perahu
ke Tanjung Yoye. Setibanya di sana, A Mau Meng
menyiapkan segalanya. Siriway hanya duduk dalam
perahu sebagaimana perintah neneknya. Selang
beberapa saat kemudian A Mau Meng menghadap ke
sebelah timur, melihat ke atas tanah sambil membaca
doa-doa sakti. Kemudian, dengan lantang ia berseru.
“Hai seluruh penduduk bumi, kini aku memanggil
kalian untuk datang berkumpul. Datanglah berdiri
di atas pasir ini.” A Mau Meng mengucapkan mantra
memanggil makhluk-makhluk penghuni tanjung itu.
31