Page 43 - Cerita Siriway Warry
P. 43
punggungnya, dipasangkan sayap burung cenderawasih
yang membentang.
“Kamu kelihatan tambah gagah dengan hiasan ini,
Cucuku!” A Mau Meng memuji Siriway, raut wajahnya
begitu gembira. Siriway hanya tersipu. Dengan
tersenyum ia berkata kepada neneknya.
“Ah Nenek! Rasanya aku malu dipuji seperti itu.”
“Apa yang nenekmu ini katakan mengenai dirimu,
itulah yang sesungguhnya, Cucuku! Sudah lama rasanya
nenek tidak pernah lagi menghias penari seperti
sekarang ini.”
“Walaupun sudah lama, tetapi nenek masih bisa
melakukannya ‘kan?” Siriway balik memuji A Mau Meng.
“Heeeee itu benar, Cucuku!” Nenek dan cucu itu
saling bergurau sambil menghias diri untuk pesta dansa
Deponeway.
Hiasan untuk A Mau Meng berupa burung
cenderawasih yang terpasang dengan ekor bersilang
di atas kepala, juga di ujung tongkat kesaktiannya ada
burung cenderawasih yang membentangkan sayapnya.
Sementara para penari menghias diri, ada tiga orang
berdiri memukul tifa bernyanyi dan berdansa sehingga
36