Page 52 - Cerita Siriway Warry
P. 52
Sebenarnya, Siriway sudah mengetahui kejadian yang
akan ia alami, tetapi ia ingin melihat rupa dari kedua
putri Ondoafi tersebut. Ia hanya diam saja menuruti
perlakuan Eikomeng dan Waikomeng.
A Mau Meng tidak senang dengan sikap licik Ondo
yang menahan cucunya dengan cara seperti itu. Ia pun
murka dan menunjukkan kesaktiannya. Seketika itu juga
ia melenyapkan para penari dari hadapan penonton
pesta itu.
“Nak Ondo! Dalam tatanan adat, aku memang
harus menghormatimu, tetapi kali ini aku menilai,
engkau tidak menujukkan sikap seorang Ondoafi. Engkau
licik memperdayai aku seorang yang tua ini,” teriak
A Mau Meng dengan sangat marah. Seketika itu juga,
dengan kekuatan kharisma tongkat yang dipegangnya,
ia mengucapkan mantra sakti, sambil mengunyah
sepotong kulit kayu warry mesou. Ia mengangkat
tongkatnya di atas kepalanya, kemudian menyemburkan
ampas kulit kayu ke arah rombongan penarinya. Ketika
tongkat A Mau Meng dipukulkannya di atas permukaan
tanah berpasir, dalam sekejap, penari-penari itu lenyap
hingga membuat penduduk yang menyaksikan peristiwa
itu heran dan ketakutan.
45