Page 27 - Sulbar-Tuing-Tuing dan Pancing Emas
P. 27

“Biarlah saya saja yang mengikuti hukuman adat itu.

            Sayalah yang salah karena telah menghilangkan Pancing

            Emas itu. Tetaplah berada di istana bersama Ayahanda,

            Adikku!” kata Putra Raja sambil mendekati adiknya.

                 Putra Raja tidak tega melihat pipi adiknya yang terus

            basah dengan air mata.  Ia segera mengelap air mata

            adiknya.  Namun, air mata itu terus saja bercucuran.

                  “Saya akan kembali ke istana setelah selesai menjalani

            hukum adat ini. Berdoalah agar Pancing Emas, pusaka

            andalan Kerajaan Arung Paria, segera dapat  ditemukan,”

            kata Putra Raja  sambil terus membujuk adik kesayangannya.

                 Putri Raja tetap pada pendiriannya. Ia tetap ingin

            mengikuti kakaknya dalam menjalani hukum adat. Ia juga

            terus memegangi lengan kakaknya.

                 “Ke mana pun Kakakanda pergi, saya harus terus

            mendampingi. Saya khawatir terjadi sesuatu pada kakanda,”

            kata Putri Raja sambil terus membujuk Putra Raja agar

            diizinkan untuk terus mendampinginya.








                                          16
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32