Page 13 - Sumbar-Sapan Didiah-smp
P. 13

Ia  betul-betul  tidak  percaya,  persediaan  bahan
            makanan sudah kian menipis. Beras yang ada di dalam

            karung hanya tinggal untuk persediaan beberapa hari

            ke depan saja. Lauk pauk pun tinggal sedikit. Sementara

            musim  kemarau  masih  akan  panjang  dan  baru  akan
            berakhir beberapa bulan kemudian.

                Kemudian,  ia  mengambil  beberapa  kayu  bakar

            dan  memasak  air  untuk  minum.  Air  yang  kemarin

            diambilnya  dari  sungai  yang  jaraknya  beberapa  ratus
            meter dari rumahnya masih bersisa. Sembari menyeka

            keringat di kening, ia menarik napas panjang. Letihnya

            mengambil air ke sungai kemarin masih dirasakannya.

            Kakinya masih ngilu. Rasanya ia tak sanggup lagi untuk
            mengulanginya.

                “Hufff…, kemarau kali ini betul-betul panjang dan

            menyiksa. Coba suamiku masih ada, tentu keadaan kami

            tidak akan separah ini,” batinnya.
                Ia menjadi sedih. Apalah daya seorang perempuan

            tua  menghadapi  kerasnya  kehidupan  di musim-musim

            kemarau  itu.  Tenaganya  tentu  tidak  sebesar  seorang

            laki-laki. Apalagi ia harus membesarkan anak gadisnya.





                                            3
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18