Page 15 - Sumbar-Sapan Didiah-smp
P. 15

Ia masih ingat ketika si Upik masih kecil, ia sangat
            dimanja.  Suaminya,  Sutan,  sangat  menyayanginya.

            Hal  itu  bisa dimaklumi  karena  memang  ia  anak satu-

            satunya dalam keluarga mereka. Apa pun keinginannya

            selalu  dituruti.  Ia  betul-betul  dimanja,  terutama  oleh
            suaminya.

                Ia menyadari hal itu tidak baik untuk perkembangan

            jiwa  si  Upik, tetapi  Sutan  bersikeras  dan  terus

            memanjakannya.  Sutan  selalu  membawa  anaknya  itu
            ke pasar  sekali seminggu  untuk  membeli  baju  baru.

            Apalagi ketika ternak-ternaknya terjual semua dan ia

            mempunyai uang yang banyak, Sutan tidak segan-segan

            membelikan apa pun keinginan anaknya itu.
                Di rumah si Upik pun tidak diperbolehkan bekerja.

            Pernah suatu waktu si Upik dipergokinya memasak air

            di dapur, ia sangat marah. Pembantu yang seharusnya

            melakukan pekerjaan itu langsung dipecat hari itu juga.
                “Untuk  apa  saya  membayar  dia,  kalau  hanya

            pekerjaan memasak air masih juga dikerjakan si Upik?”

            ujarnya.








                                            5
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20