Page 23 - Sumbar-Sapan Didiah-smp
P. 23
Kembali ia memeriksa beras di karung untuk
memastikan persediaan mereka. Mungkin hanya bisa
untuk makan tiga hari depan. Ibu tua itu sejenak
meninggalkan nasi yang terjerang dan melangkah
menuju kebun di belakang rumahnya. Kembali ia
menghela napas, “Bahkan singkong pun tidak mau
tumbuh.” Kemudian ia kembali ke rumah dan memanggil
anak gadis satu-satunya.
“Upik, Upik, apakah kamu sudah jadi mengambil air
di sungai, Nak?” katanya.
Ia setengah berteriak memanggil anaknya, tetapi
yang dipanggil tidak segera menyahut.
“Upik….Upik…”
“Upik…”
“Upik…ambil embernya cepat. Ambil air di sungai.”
Tidak ada jawaban. Kemudian, ia masuk ke rumah
dan melihat anak gadisnya itu sedang menyisir rambut
dan memakai bedak di pipinya. Malah anaknya sedang
berdandan dan bersenang-senang sendiri dengan
kebiasaannya itu.
“Apa kamu tidak mendengar panggilan Ibu tadi?”
13